Listrik

RI Targetkan Tambah Kapasitas Listrik 71 GW, Fokus pada Energi Baru Terbarukan

RI Targetkan Tambah Kapasitas Listrik 71 GW, Fokus pada Energi Baru Terbarukan
RI Targetkan Tambah Kapasitas Listrik 71 GW, Fokus pada Energi Baru Terbarukan

JAKARTA - Pemerintah Indonesia mengumumkan tujuan ambisius untuk meningkatkan kapasitas tenaga listrik sebesar 71 gigawatt (GW) hingga tahun 2034, dengan fokus utama pada pemanfaatan sumber energi baru terbarukan (EBT). Pembahasan ini berlangsung dalam rapat Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025-2034 di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Selasa, 13 Januari 2025

Rapat penting tersebut dihadiri oleh beberapa pejabat tinggi negara, termasuk Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. RUPTL PLN sendiri adalah dokumen strategi vital yang mengatur arah pengembangan dan penyediaan tenaga listrik di seluruh Indonesia.

Erick Thohir menegaskan komitmen pemerintah dalam RUPTL ini, menyatakan bahwa 70% dari tambahan kapasitas listrik yang direncanakan tersebut akan berasal dari EBT. "Kami menargetkan peningkatan kapasitas tenaga listrik sebesar 71 GW, dengan 70% merupakan energi baru terbarukan," ujar Erick dalam pernyataan resminya melalui akun Instagram @erickthohir.

Erick menambahkan, langkah strategis ini merupakan perwujudan komitmen pemerintah Indonesia untuk memastikan transisi energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. Antusiasme terhadap energi terbarukan ini sejalan dengan upaya global memerangi perubahan iklim dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Dalam pertemuan terpisah, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, atau yang akrab disapa Tiko, menjelaskan bahwa RUPTL 2025-2034 ini akan difinalisasi pada Januari 2025. "Rencananya bersama Menteri ESDM Bahlil dan Menteri Keuangan, kita akan rapat final di bulan Januari untuk memutuskan," ujar Tiko saat meninjau Posko Siaga Kelistrikan Nataru PLN UIP2B Jamali di Depok, Jawa Barat,.


Tiko melanjutkan, PLN juga berencana menerapkan teknologi smart grid dan membangun jaringan inter-island grid yang menghubungkan Sumatera-Jawa serta Kalimantan-Jawa. Dengan ini, kapasitas listrik dari EBT di berbagai wilayah seperti Sumatera dan Kalimantan dapat dimanfaatkan di Jawa yang memiliki permintaan tinggi.

"Ini semua bagian dari rencana ke depan kita untuk 10 tahun mendatang," tambah Tiko. Ia juga menekankan pentingnya menjaga agar harga listrik dari EBT tetap terjangkau bagi masyarakat. "Tentu dengan kemampuan keuangan yang baik, [PLN] bisa membangun kapasitas EBT baru dan mendistribusikan listrik secara berkelanjutan kepada masyarakat," jelasnya.

Langkah ini juga menuntut perhatian pada kesehatan keuangan PLN agar dapat mendukung pengembangan infrastruktur listrik nasional yang andal dan efisien. Kementerian BUMN menekankan pentingnya investasi dalam teknologi dan infrastruktur yang diperlukan untuk mempercepat transisi energi di Indonesia.

Dengan fokus pada energi bersih, Indonesia berharap dapat memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam penggunaan energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara. Pemerintah berencana untuk bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perusahaan swasta dan mitra internasional, untuk mewujudkan visi ini.

Dalam konteks global, peningkatan kapasitas listrik dan pemanfaatan EBT ini tidak hanya penting untuk memenuhi tuntutan domestik tetapi juga untuk mendukung posisi Indonesia dalam peta energi global yang lebih hijau dan berkelanjutan. Inisiatif ini sejalan dengan tujuan Perjanjian Paris dan upaya internasional untuk membatasi kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celcius.

Pemerintah berkomitmen untuk menggunakan pendekatan yang berkelanjutan dalam melaksanakan proyek ini, mempertimbangkan berbagai aspek lingkungan dan sosial untuk memastikan bahwa transisi energi tidak hanya menguntungkan dari sisi ekonomi tetapi juga mendukung kesejahteraan masyarakat luas.

Rencana ambisius ini memerlukan dukungan kebijakan, pengembangan infrastruktur, serta kerjasama intensif antara pemerintah, industri, dan komunitas. Dengan kerangka kerja yang ditetapkan dalam RUPTL, Indonesia berharap dapat menetapkan standar baru dalam penyediaan energi yang efisien, handal, dan berkelanjutan untuk masa depan yang lebih cerah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index