PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Berhasil Tingkatkan Produksi, Tekan Impor BBM

Jumat, 10 Januari 2025 | 09:17:25 WIB
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Berhasil Tingkatkan Produksi, Tekan Impor BBM

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) telah berhasil menekan impor bahan bakar minyak (BBM) melalui program peningkatan profitabilitas pada sejumlah kilangnya yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya peningkatan efisiensi dan kapasitas produksi nasional yang pada akhirnya dapat mengurangi ketergantungan impor, khususnya untuk jenis BBM solar dan avtur.

Direktur Operasi PT KPI, Didik Bahagia, mengungkapkan kebanggaan atas pencapaian ini dalam sebuah pernyataan di Cilacap pada Kamis, 9 Januari 2025. "Produk-produk gasolin, solar, dan avtur yang selama ini masih impor, Alhamdulillah, produk avtur dan solar sudah tidak ada impor," ujar Didik. Ia menjelaskan bahwa keberhasilan ini tercapai berkat inovasi dalam meningkatkan produksi kilang.

Fokus utama dari KPI saat ini adalah untuk mengurangi impor produk lain seperti gasolin. Meski telah menunjukkan pencapaian signifikan dalam solar dan avtur, gasolin masih menjadi tantangan yang harus diatasi. "Tugas kami sekarang adalah meningkatkan produksi gasolin yang masih impor," lanjut Didik.

Secara operasional, KPI berhasil meningkatkan kinerja dari kilangnya dengan mencatatkan kenaikan produksi yang signifikan. Didik menambahkan, "Dari upaya peningkatan produksi kilang itu, kini meningkatkan kinerja operasionalnya dan meningkatkan produk dari sekitar 61 menjadi 90-an," ujarnya. Secara persentase, peningkatan produksi tersebut hampir mencapai 29%.

Marjin keuntungan dari hasil peningkatan produksi ini juga menunjukkan hasil yang mengesankan. Menurut Didik, "Margin sekitar kumulatif dari Mei sampai Desember 2024 kurang lebih mencapai Rp 480 miliar." Perhitungan marjin ini mencakup efek berganda dari kegiatan-kegiatan operasional yang bersifat positif terhadap produksi BBM.

Peningkatan produksi tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Produk Marine oil KPI kini memiliki kualitas yang lebih baik, dengan kandungan sulfur yang berkurang menjadi sekitar 0,35% dibandingkan dengan standar internasional Imo tahun 2020 yang berada di 0,5%. "Dalam peningkatan produksi solar, kami berhasil meningkatkan kualitas dengan kandungan sulfur yang sangat bagus," Didik menjelaskan.

Namun, Didik mengingatkan bahwa tantangan di tahun 2025 tetap ada. "Kami harus berhenti hanya di sini saja karena tahun 2025 adalah tahun penuh tantangan," katanya. Infrastruktur dan peralatan terus diperbaiki untuk meningkatkan potensi dan produktivitas ke depan. Langkah ini akan berperan besar dalam penurunan impor produk berbasis fosil seperti gasolin.

Selain peningkatan produksi BBM fosil, KPI juga berfokus pada produk-produk berbasis nabati. Salah satu hasilnya adalah kerjasama riset dan pengembangan dengan berbagai institusi seperti perguruan tinggi dan ilmuwan. "Kita lakukan riset dan bekerjasama dengan berbagai institusi, baik perguruan tinggi, para ilmuwan, dan insinyur," tambah Didik.

Sebagai bagian dari inisiatif ini, kilang di Dumai dan Cilacap menjadi pusat produksi berbasis nabati yang menunjukkan hasil positif. Di kilang RU IV, salah satu unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT) bahkan sudah mampu memproduksi 100% minyak nabati yang dinamai hydrated hydra.

Keberhasilan KPI ini bukan hanya signifikan untuk industri energi nasional tetapi juga memberi dampak positif bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Dengan mengurangi ketergantungan impor, negara diharapkan mampu meningkatkan kestabilan ekonomi dengan menghemat devisa negara. Selain itu, pengembangan teknologi dan inovasi di sektor ini membuka peluang baru dalam penelitian dan pengembangan energi yang lebih ramah lingkungan.

Dengan langkah-langkah proaktif seperti ini, KPI menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung ketahanan energi nasional dan menawarkan solusi berkelanjutan dalam sektor perminyakan. Peran serta berbagai pihak, dari pemerintah, akademisi, hingga masyarakat, menjadi fondasi penting dalam mendukung keberhasilan ini. Ke depan, tantangan memang tetap ada, tetapi dengan inovasi dan kerjasama, industri perminyakan Indonesia, khususnya melalui PT KPI, diyakini dapat menghadapi dan mengatasi tantangan tersebut.

Terkini