Prospek Saham PT Bank Central Asia di Tengah Gejolak Pasar 2025: Analisis dan Pandangan Analis

Kamis, 09 Januari 2025 | 17:37:20 WIB
Prospek Saham PT Bank Central Asia di Tengah Gejolak Pasar 2025: Analisis dan Pandangan Analis

Jakarta - Di tengah gejolak pasar dan ketidakpastian ekonomi tahun 2025, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) muncul sebagai pilihan defensif yang menarik bagi para investor. Saham ini didukung oleh pertumbuhan pinjaman yang solid, kualitas peminjam yang mumpuni, serta waralaba simpanan yang kuat. 

BBCA dipandang sebagai salah satu emiten bank terbaik dengan kinerja yang konsisten, meskipun dihadapkan oleh kondisi pasar yang menantang, Kamis, 9 Januari 2025.

Dalam analisis terbaru, Andrey Wijaya, Head of Research RHB Sekuritas Indonesia, menyampaikan pandangan optimisnya terhadap prospek saham BBCA. "Kami pikir pasar mungkin sedang mengalami periode yang bergejolak dan percaya BBCA dapat menawarkan opsi defensif kepada investor berdasarkan waralaba simpanan yang kuat dan kualitas peminjam yang solid," ucapnya, Rabu, 8 Januari 2025.

Kinerja Finansial yang Menguat

Sampai kuartal ketiga 2024, pertumbuhan pinjaman Bank BCA tetap kuat, mencatatkan peningkatan 3,2% secara kuartalan (qoq) menjadi Rp 877 triliun per September. Secara tahunan (yoy), kredit BBCA tumbuh sekitar 14,5% selama periode Januari hingga September 2024, menandakan kepercayaan pasar terhadap kemampuan bank ini dalam menyalurkan kredit di berbagai segmen.

"Pertumbuhan pinjaman yang kuat ini menjadi dasar kami untuk menaikkan panduan pertumbuhan pinjaman tahun 2024 menjadi 10% - 12% dari panduan sebelumnya 8% -10%," tambah Andrey. Di sisi laba, BBCA meraih laba bersih sebesar Rp 14,2 triliun pada kuartal ketiga 2024, meningkat 1% qoq dan 16% yoy, dengan laba bersih setelah pajak (PATMI) bertumbuh 13% yoy menjadi Rp 41 triliun selama sembilan bulan pertama tahun 2024.

Inisiatif dan Strategi BBCA

BBCA terus melanjutkan inisiatif strategi seperti BCA Expoversary 2024 dan BCA Expo 2024, yang sebelumnya mampu mengumpulkan total aplikasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) lebih dari Rp 78 triliun. Selain itu, BCA UMKM Fest 2024 menarik lebih dari 1.700 tenant pengusaha produk lokal, menunjukkan peran aktif bank dalam mendukung sektor usaha kecil dan menengah.

James Stanley Widjaja, analis dari Buana Capital Sekuritas, melihat peluang bagi investor untuk melirik BBCA di tengah kondisi likuiditas ketat. "Kami melihat koreksi harga BBCA sebagai peluang yang menarik untuk mengakumulasi. Profil pertumbuhan laba multi-tahun BBCA tetap utuh mengingat likuiditasnya yang cukup dan kualitas aset terbaik di kelasnya," ujarnya dalam riset yang dirilis pada 20 Desember 2024.

Pengaruh Likuiditas dan Instrumen Pasar

Kondisi pasar yang dibayangi oleh ketatnya likuiditas menjadi perhatian utama. Likuiditas yang ketat diprediksi akan berlanjut sebagai dampak dari kebijakan Bank Indonesia yang mengutamakan stabilitas mata uang dan instrumen pasar seperti SRBI yang bersaing dengan simpanan. "BBCA adalah pilihan utama kami karena likuiditasnya yang cukup dan waralaba simpanan terbaik di kelasnya," lanjut James. Laba Bersih Setelah Pajak (NPAT) BBCA Bank-Only mencapai Rp 50,5 triliun, meningkat 14,3% yoy, dengan Net Interest Margin (NIM) tetap kuat pada level 6% per November 2024.

Harsh Wardhan Modi, analis JP Morgan Sekuritas, turut mengungkapkan optimisme terhadap BBCA. "Kami pikir bank tersebut (Bank BCA) adalah salah satu yang terbaik, dalam hal waralaba simpanan daripada bank lainnya," ungkapnya dalam riset pada 17 Desember 2024. Harsh menempatkan peringkat overweight untuk BBCA, dengan target harga di posisi Rp 12.000 per saham, sementara James dan Andrey masing-masing menetapkan target harga Rp 12.400 dan Rp 12.060 per saham.

Terkini