Jakarta - Jumlah investor di pasar modal Indonesia terus menunjukkan tren peningkatan signifikan. Data terbaru dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengungkapkan bahwa hingga akhir tahun 2024, tercatat ada 14,87 juta investor di pasar modal Tanah Air. Angka ini mencerminkan peningkatan sebesar 22,19% dibandingkan tahun sebelumnya, yang berjumlah 12,03 juta investor.
Pertumbuhan sebesar 2,84 juta investor ini menunjukkan minat yang semakin meningkat dari masyarakat untuk terlibat dalam pasar modal. Dari data demografi yang disajikan, terlihat bahwa sebagian besar investor adalah laki-laki, menyumbang 62,35% dari total, dengan jumlah aset mencapai Rp1.176,23 triliun. Sementara itu, investor perempuan mencakup 37,65% dengan total aset sebesar Rp510,85 triliun, Jumat, 17 Januari 2025.
Dalam hal usia, investor berusia di bawah 30 tahun mendominasi pasar modal dengan proporsi 54,83%. Kendati demikian, nilai aset yang dimiliki kelompok ini masih tergolong kecil, yakni hanya Rp54,12 triliun. Sebaliknya, meski hanya mewakili 2,96% dari total investor, kelompok usia 60 tahun ke atas memiliki aset paling besar, mencapai Rp887,07 triliun.
Dari sisi pendidikan, mayoritas investor merupakan lulusan SMA ke bawah dan sarjana (S1), masing-masing 49,79% dan 23,91%. Pekerjaan paling umum di antara para investor adalah pegawai negeri, pegawai swasta, dan guru, yang secara kolektif mencakup 32,65% dari total investor di pasar modal. Menariknya, terdapat juga 6,09% dari investor yang merupakan ibu rumah tangga.
Penghasilan investor juga menjadi salah satu indikator penting dalam analisis demografi ini. Sebagian besar investor memiliki penghasilan dalam rentang Rp10 juta hingga Rp100 juta, dengan proporsi 45,47%. Ini menunjukkan bahwa investasi pasar modal kini semakin terjangkau oleh masyarakat dengan pendapatan menengah.
Menurut salah satu pengamat ekonomi, "Peningkatan jumlah investor di pasar modal tidak hanya menunjukkan minat yang makin besar, tetapi juga peningkatan literasi keuangan di kalangan masyarakat Indonesia."
Lebih lanjut, laporan rinci KSEI memberikan pandangan mendalam tentang penempatan aset investor, pilihan instrumen investasi, serta trend penghimpunan dana di pasar modal Indonesia selama tujuh tahun terakhir, yakni mulai 2018 hingga 2024. Data ini memberikan indikasi bahwa pasar modal bukan hanya menjadi tempat bertumbuhnya investasi domestik, tetapi juga membuka peluang investasi dari berbagai sektor dan segmen masyarakat.
Pengembangan pasar modal ini juga mencerminkan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Dengan adanya lonjakan jumlah investor dan nilai investasi, diharapkan sektor ekonomi riil dapat turut berkontribusi dalam membangun fondasi ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Melihat tren ke depan, berbagai upaya edukasi dan sosialisasi pasar modal, terutama di kalangan generasi muda dan kelompok berpendapatan menengah, perlu terus digiatkan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa pertumbuhan jumlah investor diiringi dengan pengetahuan dan strategi investasi yang tepat, sehingga memberikan manfaat optimal bagi perekonomian nasional.
Dengan meningkatnya kepercayaan diri masyarakat untuk berinvestasi, pasar modal Indonesia diharapkan dapat terus tumbuh menjadi salah satu pilar penting dalam pembangunan ekonomi nasional. KSEI dan para pemangku kepentingan lainnya, memainkan peran vital dalam mendorong perkembangan ini, termasuk dengan terus menyediakan data dan informasi yang transparan serta terpercaya untuk mendukung keputusan investasi yang lebih baik.