Jakarta - Pasar modal Indonesia mengawali tahun dengan kinerja positif. Sepanjang pekan perdagangan yang berlangsung dari 30 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat sebesar 1,82%. Angka ini membawa IHSG berada pada level 7.164,42, naik dari posisi 7.036,57 pada pekan sebelumnya. Penguatan indeks ini memberikan optimisme akan perkembangan ekonomi yang lebih baik di awal tahun.
Seiring dengan penguatan IHSG, kapitalisasi pasar bursa juga mengalami peningkatan. Pada periode yang sama, kapitalisasi pasar naik 1,48%, menjadi Rp12.445 triliun dari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp12.264 triliun. Peningkatan ini menunjukkan apresiasi yang positif dari para pelaku pasar terhadap kinerja saham emiten-emiten yang terdaftar di BEI, Senin, 6 Januari 2025.
Di sisi lain, Bursa Efek Indonesia (BEI) turut mencatat aktivitas investor asing selama pekan perdagangan berakhir pada 3 Januari 2025. Data menunjukkan adanya nilai jual bersih atau net sell dari investor asing sebesar Rp571,38 miliar di seluruh pasar. Khusus di pasar reguler, nilai net sell yang dicatatkan mencapai Rp479,40 miliar.
Dari sekian banyak saham yang diperdagangkan, terdapat lima saham dengan nilai net sell tertinggi oleh investor asing pada 3 Januari 2025. Saham-saham tersebut adalah:
1. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan nilai net sell sebesar Rp144,80 miliar
2. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp144,45 miliar
3. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar Rp98,39 miliar
4. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dengan nilai Rp70,09 miliar
5. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencapai Rp57,67 miliar.
Sementara itu, saham-saham yang mencatatkan nilai net buy tertinggi, menunjukkan minat beli yang kuat dari investor, antara lain:
1. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sebesar Rp46,81 miliar
2. PT United Tractors Tbk (UNTR) senilai Rp34,76 miliar
3. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mencapai Rp21,94 miliar
4. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dengan nilai Rp19,53 miliar
5. PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) senilai Rp15,42 miliar.
Pengamat pasar modal menilai bahwa pergerakan IHSG yang positif di awal tahun ini menunjukkan reaksi positif dari pasar terhadap berbagai sentimen baik domestik maupun global. "Penguatan IHSG dalam pekan ini dapat diatribusikan pada optimisme investor terhadap stabilitas ekonomi dan ekspektasi peningkatan kinerja perusahaan di tahun baru," kata seorang analis saham.
Optimisme ini tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan pemerintah yang mendukung perkembangan ekonomi digital dan industri manufaktur yang makin kompetitif. Pertumbuhan ekonomi yang positif dan inflasi yang terkendali juga turut menjadi katalis positif bagi pasar modal Indonesia.
Namun, para pengamat juga mengingatkan adanya berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar ke depan, seperti fluktuasi nilai tukar, dinamika politik global, dan kebijakan moneter negara-negara maju. "Meskipun outlook ekonomi kita cukup baik, investor perlu tetap waspada terhadap potensi risiko yang dapat muncul setiap saat," tambah analis tersebut.
Dengan tren peningkatan ini, pasar modal Indonesia diharapkan terus memupuk pertumbuhan yang berkelanjutan. Para investor disarankan untuk berhati-hati dalam memilih instrumen investasi mereka, dengan mempertimbangkan fundamental perusahaan dan kondisi pasar yang dinamis.