JAKARTA — Memasuki tahun baru 2025, PT Pertamina (Persero) mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi yang mulai berlaku pada 1 Januari 2025. Kebijakan ini berlaku di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Papua dan Maluku, dan mencakup jenis BBM seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.
Penyesuaian Harga Sejalan Kepmen ESDM
Penyesuaian harga ini dilakukan dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Kepmen ESDM) No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022. Keputusan ini merupakan perubahan atas Kepmen sebelumnya No. 62 K/12/MEM/2020 yang mengatur formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM umum yang disalurkan melalui stasiun pengisian bahan bakar umum.
Menurut Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, "Harga BBM Non Subsidi akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus."
Pertimbangan Harga Minyak Global dan Nilai Tukar Rupiah
Penyesuaian harga ini juga mempertimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Per 1 Januari 2025, nilai tukar dolar AS telah mencapai Rp 16.220. "Di bulan Januari 2025 ini, harga BBM Non Subsidi Pertamina mengalami penyesuaian namun kami pastikan tetap yang paling kompetitif," lanjut Heppy.
Edi, Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, menambahkan bahwa penyesuaian harga dilakukan setiap bulan. "Setiap bulan memang ada penyesuaian harga, bisa naik, bisa turun, ada evaluasi terkait pertimbangan harga yang bergantung pada fluktuasi minyak dunia dan nilai tukar rupiah," ujarnya.
Tidak Ada Kenaikan Harga untuk BBM Subsidi
Meski ada penyesuaian pada BBM non subsidi, harga BBM subsidi tetap aman dari kenaikan. Edi menjelaskan bahwa BBM subsidi Biosolar tetap dihargai Rp 6.800 per liter, sedangkan Pertalite tetap pada harga Rp 10.000 per liter. "Untuk BBM Subsidi, Biosolar tetap di harga Rp6.800 per liter dan Pertalite tetap Rp10.000 per liter," tegas Edi.
Dukungan Energi Berkelanjutan di Papua dan Maluku
Dengan adanya penyesuaian harga ini, Pertamina berharap dapat terus mendukung kebutuhan energi masyarakat di wilayah Papua dan Maluku. Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku menekankan bahwa penyesuaian harga ini mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan ketersediaan energi di wilayah yang terpencil.
"Adanya penyesuaian ini tentu saja untuk mendukung kebutuhan energi masyarakat di Papua dan Maluku, kendati ada tantangan geografis yang berbeda dengan wilayah lain," tambah Edi.
Harga BBM Terbaru di Wilayah Papua dan Maluku
Berikut adalah daftar harga BBM terbaru di beberapa provinsi di wilayah Maluku dan Papua:
- Provinsi Maluku:
- Pertalite: Rp 10.000
- Biosolar: Rp 6.800
- Pertamax: Rp 12.800
- Pertamax Turbo: Tidak tersedia
- Dexlite: Rp 13.900
- Pertamina Dex: Tidak tersedia
- Provinsi Maluku Utara:
- Pertalite: Rp 10.000
- Biosolar: Rp 6.800
- Pertamax: Rp 12.800
- Pertamax Turbo: Tidak tersedia
- Dexlite: Rp 13.900
- Pertamina Dex: Tidak tersedia
- Provinsi Papua:
- Pertalite: Rp 10.000
- Biosolar: Rp 6.800
- Pertamax: Rp 12.800
- Pertamax Turbo: Tidak tersedia
- Dexlite: Rp 13.900
- Pertamina Dex: Tidak tersedia
- Provinsi Papua Barat:
- Pertalite: Rp 10.000
- Biosolar: Rp 6.800
- Pertamax: Rp 12.800
- Pertamax Turbo: Tidak tersedia
- Dexlite: Rp 13.900
- Pertamina Dex: Rp 14.200
- Provinsi Papua Barat Daya:
- Pertalite: Rp 10.000
- Biosolar: Rp 6.800
- Pertamax: Rp 12.800
- Pertamax Turbo: Tidak tersedia
- Dexlite: Rp 13.900
- Pertamina Dex: Rp 14.200
- Provinsi Papua Selatan:
- Pertalite: Rp 10.000
- Biosolar: Rp 6.800
- Pertamax: Rp 12.800
- Pertamax Turbo: Tidak tersedia
- Dexlite: Rp 13.900
- Pertamina Dex: Tidak tersedia
- Provinsi Papua Pegunungan:
- Pertalite: Rp 10.000
- Biosolar: Rp 6.800
- Pertamax: Rp 12.800
- Pertamax Turbo: Tidak tersedia
- Dexlite: Rp 13.900
- Pertamina Dex: Tidak tersedia
- Provinsi Papua Tengah:
- Pertalite: Rp 10.000
- Biosolar: Rp 6.800
- Pertamax: Rp 12.800
- Pertamax Turbo: Tidak tersedia
- Dexlite: Rp 13.900
- Pertamina Dex: Tidak tersedia
Kenaikan harga BBM non subsidi ini tentunya menjadi perhatian bagi masyarakat Indonesia. Meskipun demikian, Pertamina memastikan akan selalu menyediakan energi yang kompetitif dan mendukung keberlangsungan hidup masyarakat di seluruh penjuru negeri.