Hutama Karya

Hutama Karya Mengkaji Potensi Perubahan Trase Tol Padang-Pekanbaru, Proyek Nasional Strategis di Tengah Evaluasi

Hutama Karya Mengkaji Potensi Perubahan Trase Tol Padang-Pekanbaru, Proyek Nasional Strategis di Tengah Evaluasi
Hutama Karya Mengkaji Potensi Perubahan Trase Tol Padang-Pekanbaru, Proyek Nasional Strategis di Tengah Evaluasi

PT Hutama Karya Infrastruktur tengah melakukan evaluasi mendalam terkait kemungkinan perubahan trase jalan tol pada proyek strategis nasional Tol Padang-Pekanbaru, terutama pada seksi Sicincin-Bukittinggi. Saat ini, trase tersebut menjadi perhatian serius karena masih berada dalam tahap desain. Langkah selanjutnya adalah mengkaji secara komprehensif untuk memutuskan apakah akan mempertahankan trase awal atau mempertimbangkan perubahan.

Menurut Direktur Operasi III PT Hutama Karya, Koentjoro, "Kami masih dalam tahap desain, sehingga membutuhkan kajian dan belum bisa diputuskan apakah menggunakan trase awal atau ada perubahan," ungkapnya saat meninjau lokasi Jalan Sitinjau Lauik di Padang, Jumat. Koentjoro menjelaskan bahwa keputusan ini tidak hanya mempertimbangkan faktor teknis, namun juga masukan dari masyarakat yang terdampak, serta kondisi lahan dan biaya pembangunan.

Jika dalam kajian ditemukan pertimbangan lain yang signifikan, maka trase yang awalnya direncanakan dari Sicincin ke Bukittinggi berpotensi dialihkan ke wilayah Kabupaten Tanah Datar. "Kajian ini mungkin memakan waktu enam hingga satu tahun," tambah Koentjoro. Keputusan terkait rute alternatif ini dianggap penting mengingat berbagai faktor yang mempengaruhi proyek besar seperti ini.

Pada sisi lain, proses pembebasan lahan untuk trase saat ini, yaitu Sicincin-Kota Bukittinggi, belum dapat dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh belum adanya penetapan lokasi dan pengusulan trase secara resmi. Proses ini sangat krusial mengingat lahan merupakan salah satu unsur utama dalam pembangunan infrastruktur berskala besar seperti tol.

Seiring dengan hal tersebut, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, menambahkan bahwa keberlanjutan pembangunan Tol Padang-Pekanbaru Seksi Sicincin-Bukittinggi diperkirakan memerlukan anggaran sekitar Rp60 triliun. Anggaran ini direncanakan akan diusulkan oleh Hutama Karya kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian BUMN, melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN) pada tahun 2026. "Kalau usulan PMN itu disetujui barulah di akhir 2026 Hutama Karya akan melanjutkan pembangunan trase Sicincin-Bukittinggi," ujar Andre.

Perincian anggaran tersebut mencakup dua bagian utama: Rp20 triliun dialokasikan untuk pembangunan terowongan yang diproyeksikan akan dilakukan dengan dukungan dari Japan International Cooperation Agency (JICA), sedangkan sisanya diperuntukkan bagi pengerjaan jalan tol secara langsung. Keterlibatan JICA dalam proyek ini mencerminkan kolaborasi internasional yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas serta efisiensi pengerjaan.

Keputusan terkait perubahan trase ini sangat dinantikan oleh masyarakat yang tidak hanya berharap pada perbaikan infrastruktur yang dapat memfasilitasi mobilitas, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah yang terhubung. Selain itu, pemilihan trase yang paling efisien serta ekstensif juga diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial.

Sebagai proyek infrastruktur besar yang didanai oleh pemerintah, perkembangan terkait Tol Padang-Pekanbaru akan terus menjadi sorotan publik. Dengan kajian mendalam dan perencanaan matang, diharapkan proyek ini dapat berjalan sesuai harapan, menciptakan solusi transportasi yang efisien serta membantu meningkatkan konektivitas dan perekonomian di wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya.

Dalam konteks ini, keputusan akhir mengenai trase tidak hanya akan menyoroti dampak ekonominya tetapi juga bagaimana proyek ini mencerminkan komitmen terhadap pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index