Jakarta - Program Bali Smart Island (BSI) yang selama ini dikenal menyediakan layanan internet gratis untuk masyarakat di seluruh Bali sedang menjalani perubahan signifikan. Mulai tahun ini, penganggaran untuk layanan ini akan dialihkan ke masing-masing kabupaten. Kebijakan ini diambil untuk meningkatkan efektivitas dan distribusi layanan di seluruh daerah.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Diskominfosanti) Buleleng, Ketut Suwarmawan, menyampaikan informasi penting mengenai perubahan ini pada pertemuan yang berlangsung Senin (20/1). "Tahun ini, program internet gratis penganggarannya dialihkan sesuai kewenangan masing-masing," ungkap Suwarmawan. Pengalihan tersebut mencakup penganggaran internet di balai desa adat yang masih menjadi kewenangan provinsi, sementara layanan lainnya akan dikelola oleh pemerintah kabupaten, Selasa, 21 Januari 2025.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng telah mengambil langkah aktif dengan menyiapkan anggaran lebih dari Rp 400 juta yang akan digunakan selama tahun 2025 untuk mendukung pengalihan kewenangan ini. Langkah ini menunjukkan komitmen Pemkab Buleleng dalam melanjutkan program internet gratis bagi warganya.
Fokus penganggaran Buleleng terutama diarahkan untuk mendukung internet di berbagai fasilitas publik. “Internet di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di bawah Pemkab dan Daya Tarik Wisata yang sudah menerapkan e-ticketing, serta beberapa daerah yang memang blankspot, kita support dari APBD total 64 titik,” ujar Suwarmawan.
Dalam perkembangan lainnya, desa-desa dinas di Buleleng diharapkan menganggarkan internet secara mandiri melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Ini menjadi langkah strategis agar desa bisa lebih mandiri dalam memfasilitasi kebutuhan digital masyarakatnya.
Selain itu, fasilitas umum yang berada di sekitar Kota Singaraja mendapatkan dukungan internet melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Menurut Suwarmawan, “Fasilitas umum internetnya didukung dari bandwidth yang kita miliki. Traffic penggunaan di SKPD itu tinggi pada jam 10-12. Selebihnya, tidak begitu tinggi. Apalagi sore-malam, kita fullkan ke sana (fasum) yang jarang digunakan.”
Pemkab Buleleng juga menjalin kemitraan strategis dengan pihak ketiga untuk memperluas jangkauan internet gratis. Saat ini, ada tambahan 70 titik internet gratis yang disupport oleh provider internet. Hal ini merupakan hasil kerja sama dengan penyedia layanan yang sepakat memberikan akses wifi gratis di berbagai lokasi strategis.
“Kita sudah ada MoU dan PKS dengan provider yang memberikan wifi gratis. Itu dipasang ada yang berdasarkan usulan dan ada yang ditentukan di jalur jaringan mereka,” jelas Suwarmawan. Kesepakatan ini menjadi langkah nyata Buleleng untuk meningkatkan aksesibilitas internet, khususnya di kawasan yang selama ini mengalami kendala jaringan.
Dengan langkah-langkah konkret ini, Buleleng berupaya memastikan transformasi digital tidak hanya menjadi sekedar slogan, tetapi terealisasi dengan menyediakan akses internet yang merata dan berkualitas bagi seluruh warganya. Pemkab Buleleng mengajak seluruh warga, desa, dan elemen masyarakat untuk turut berpartisipasi aktif dalam memanfaatkan fasilitas internet gratis ini demi kemajuan bersama.
Kebijakan pengalihan dan penganggaran yang sedang dilakukan menunjukkan komitmen pemerintah dalam mewujudkan Bali Smart Island yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan, memastikan setiap sudut pulau dapat menikmati akses internet yang efisien dan merata.