Kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh rem blong sering kali menimbulkan korban jiwa dan kerugian material yang tidak sedikit. Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, ada 14 kasus kecelakaan besar dalam beberapa tahun terakhir yang diidentifikasi berakar dari masalah rem. Kasus terbaru terjadi di Kota Batu melibatkan bus pariwisata yang menyapu 12 kendaraan lain, terdiri dari 7 mobil dan 5 motor, hingga merenggut 4 nyawa.
Kemenhub menekankan pentingnya pencegahan kecelakaan rem blong secara lebih fokus dan sistematis. Berbagai kasus sebelumnya direspon dengan penanganan pasca-kecelakaan seperti penanganan medis korban, proses klaim asuransi, dan tindak lanjut hukum bagi pengemudi. Namun, upaya pencegahan belumlah maksimal, seolah semua kembali normal setelah peristiwa terjadi.
Kemenhub mengidentifikasi beberapa faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas: sifat sarana, prasarana, perilaku manusia, dan kondisi lingkungan. Kombinasi dari faktor-faktor tersebut sering kali menjadi kontributor dominan terhadap kecelakaan jalan raya. Ditambah dengan kelalaian pengemudi dalam memperhatikan kondisi kendaraannya sebelum perjalanan, risiko kecelakaan pun semakin besar.
Untuk menanggulangi bahaya rem blong, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, bersama Indonesia Road Safety Partnership dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi, telah menyusun serangkaian panduan dan rekomendasi teknis yang wajib diperhatikan oleh setiap pengemudi. Berikut ini adalah beberapa poin penting dari panduan tersebut:
1. Cek Kelayakan Komponen Rem
Sebelum berkendara, pastikan semua komponen rem berfungsi dengan baik. Pengemudi harus memahami fungsi dasar dari pedal rem, termasuk cara pengoperasian dan cek kondisi mingguan terhadap pedal, jelas Joko Santosa, Kepala Sub-Divisi Keselamatan Berkendara Kemenhub. Penting untuk memeriksa level minyak rem dan memastikan tidak ada campuran yang dapat merusak sifat dot minyak, yang dapat menimbulkan risiko rem mendidih atau masuk angin.
2. Tindakan Saat Melintasi Jalan Menurun
Jalan menurun seringkali menjadi ujian berat bagi sistem rem. Panduan utama ketika di jalan menurun adalah memanfaatkan gigi rendah dan menggunakan sistem rem tambahan agar tidak terbebani hanya pada rem utama, tambah Joko. Hindari menekan pedal rem secara terus-menerus karena bisa menyebabkan kampas rem menjadi panas, yang merupakan penyebab utama rem blong.
3. Penanganan Saat Rem Overheat
Jika kampas rem sudah terlanjur panas, jangan buru-buru menyiramnya dengan air. Tindakan ini dapat mengubah bentuk kampas menjadi oval, menambah risiko rem blong, ungkap Agus Hermawan, anggota Indonesia Road Safety Partnership. Sebaiknya, tunggu hingga kampas benar-benar dingin, setidaknya 30 menit.
4. Pengemudi yang Kompeten dan Disiplin
Selain memahami aspek teknis, peran pengemudi sangatlah krusial. Ketekunan dalam menjalankan prosedur, baik sebelum, selama, maupun setelah mengemudi, amatlah penting, tegas Agus. Kompetensi pengemudi dalam menilai kondisi kendaraan dan keterampilannya dalam mengantisipasi situasi darurat adalah kunci keselamatan.
Namun, tidak hanya pengemudi yang harus berhati-hati. Semua pengguna jalan mesti bekerja sama dalam menciptakan lingkungan berkendara yang aman. Menurut panduan keselamatan, setiap pengemudi harus jujur terhadap diri sendiri mengenai kondisi fisik dan mental. Jika merasa tidak fit untuk mengemudi, sebaiknya mencari pengganti atau beristirahat hingga kondisinya membaik.
Dengan pelatihan dan pemahaman yang tepat tentang kondisi rem dan disiplin dalam berkendara, Kemenhub berharap kasus rem blong bisa diminimalisir di masa depan. Upaya tidak hanya berhenti pada pembuatan panduan, tetapi juga penting dilakukan edukasi berkelanjutan kepada pengemudi bus dan truk di seluruh Indonesia. Bersama, kita bisa menciptakan jalan yang lebih aman bagi semua pengguna.