PT Indonesia Infrastructure Finance IIF berada di garis depan dalam mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia, dengan menyalurkan 150 pendanaan proyek senilai Rp42,5 triliun selama periode 2010-2024. Langkah ini semakin memperkuat posisi Indonesia dalam mengejar ketertinggalan infrastruktur serta meningkatkan daya saing di pasar global.
Interim Chief Executive Officer Chief Financial Officer IIF, Rizki Pribadi Hasan, dalam keterangan resminya yang dikeluarkan Kamis 16 1, mengungkapkan pencapaian signifikan tersebut. "IIF telah menyalurkan lebih dari 150 deal pembiayaan pada proyek infrastruktur di berbagai sektor dengan nilai komitmen mencapai Rp42,5 triliun. Proyek-proyek infrastruktur yang dibiayai juga telah melalui serangkaian evaluasi dan asesmen dari sisi dampak sosial dan lingkungan," ungkapnya.
Salah satu skema yang digunakan IIF untuk merealisasikan tujuan ambisius ini adalah melalui Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha KPBU. Skema ini diyakini Rizki menjadi katalisator penting dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, memperkuat fondasi ekonomi dan sosial nasional.
Pembiayaan Infrastruktur yang Signifikan
Dalam sektor tenaga listrik, IIF telah membiayai pembangunan pembangkit listrik dengan total kapasitas 693,9 MW. Proyek ini tidak hanya memenuhi kebutuhan listrik, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan dengan mereduksi emisi gas rumah kaca GHG sebesar 419,33 ton CO2e, setara dengan menanam 147.135 pohon. Inisiatif ini memberikan energi kepada 637.644 rumah tangga, atau sekitar 2,8 juta orang.
Di sektor transportasi, IIF turut membiayai pembangunan dan operasional jalan tol sepanjang 419,13 km. Infrastruktur ini diproyeksikan mempercepat waktu perjalanan hingga 37,37 menit, sehingga meningkatkan efisiensi transportasi dan konektivitas antarwilayah.
Sementara itu, dalam bidang penyediaan air bersih, IIF telah membiayai pembangunan Sistem Persediaan Air Minum SPAM dengan kapasitas 27.501 liter detik. Proyek ini mampu melayani 1,38 juta rumah tangga atau sekitar 6,78 juta orang, memastikan akses air bersih yang layak bagi masyarakat.
Selain itu, pembiayaan juga dilakukan untuk pembangunan bandara dengan kapasitas melayani 600 rute penerbangan per hari, menjadikannya mampu melayani lebih dari 700 ribu penumpang setiap hari.
Penghargaan dan Pengakuan
Kinerja IIF yang impresif tidak luput dari pengakuan di tingkat nasional dan internasional. Pada tahun 2024, IIF memperoleh sejumlah penghargaan bergengsi, termasuk Corporate Treasurer Awards 2024 untuk kategori Best ESG Service Provider dan Best ESG Initiative. Di ajang Asia Sustainability Report Rating ASRRAT 2024, IIF mendapat peringkat Gold Rank, dan di ESG Awards 2024 by Kehati, dinobatkan sebagai Best Investor Debt Financing.
Upaya Pemerintah dan Kolaborasi
Selama satu dekade terakhir, pemerintah Indonesia fokus pada akselerasi pembangunan infrastruktur, membangun 2.103 km jalan tol, 40 bendungan, 27 bandara baru, serta proyek strategis lainnya seperti jalur kereta api dan Ibu Kota Nusantara IKN. Inisiatif ini mempertegas komitmen pemerintah dalam meningkatkan konektivitas antarwilayah, menghubungkan kawasan yang selama ini terisolasi melalui jalur Trans-Papua, Trans-Kalimantan, dan Trans-Sumatra.
"Kami berharap bahwa kontribusi yang diberikan dapat membuka potensi peningkatan ekonomi, mengurangi ketimpangan sosial, dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global," kata Rizki.
Dengan dukungan IIF dan kolaborasi berbasis KPBU, pembangunan infrastruktur di Indonesia tidak hanya menjadi tugas pemerintah semata, tetapi juga melibatkan berbagai pihak untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa strategi jangka panjang dan komitmen yang kuat dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi pembangunan bangsa.