Energi

Prospek Energi Terbarukan di Tengah Tantangan Global: Indonesia Bertaruh pada Masa Depan Bersih dan Berkelanjutan

Prospek Energi Terbarukan di Tengah Tantangan Global: Indonesia Bertaruh pada Masa Depan Bersih dan Berkelanjutan
Prospek Energi Terbarukan di Tengah Tantangan Global: Indonesia Bertaruh pada Masa Depan Bersih dan Berkelanjutan

Dalam skenario perkembangan energi global yang dinamis dan penuh tantangan, sektor energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia diprediksi tetap memiliki prospek cerah. Meskipun dibayangi tekanan dari sisi kebijakan dan dinamika ekonomi global, pilar energi hijau tetap menjadi pusat perhatian strategi energi nasional. Dengan target ambisius mencapai net zero emission (NZE) pada tahun 2060, pemerintah Indonesia berkomitmen kuat untuk mengarahkan transisi ke arah energi yang lebih berkelanjutan.

Untuk mempercepat pencapaian target NZE ini, pemerintah Indonesia telah mengadopsi berbagai kebijakan dan insentif. Salah satunya adalah Peraturan Presiden (Perpres) No. 112 Tahun 2022 yang mengatur tentang energi terbarukan dan penetapan harga jual listrik dari sumber energi hijau. Kebijakan ini tidak hanya dimaksudkan untuk menstimulasi perkembangan sumber daya energi terbarukan domestik tetapi juga diharapkan mampu membuat iklim investasi di sektor energi bersih menjadi lebih atraktif.

Dalam sebuah diskusi, Pengamat Pasar Modal, Lanjar Nafi, menegaskan, "Banyak perusahaan global kini mulai mengarahkan investasi mereka ke energi terbarukan, terutama pada sektor tenaga surya, angin, dan bioenergi. Tren ini menggambarkan semakin selektifnya investor global terhadap investasi yang ramah lingkungan, dan dapat mendorong valuasi saham di sektor EBT."

Tren Global dan Minat Investor pada Energi Hijau

Secara global, tren investasi menunjukkan peningkatan minat terhadap sektor EBT. Banyak perusahaan multinasional telah mengalokasikan dana investasi mereka ke proyek-proyek energi hijau, terutama dalam pengembangan tenaga surya, tenaga angin, dan bioenergi. Tren ini didorong oleh preferensi investor untuk memilih investasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Di jangka panjang, tren ini diperkirakan akan mengangkat valuasi saham perusahaan di sektor energi terbarukan.

Selain tren global, dukungan terhadap energi hijau juga terlihat dari adanya kolaborasi internasional yang meluncurkan proyek-proyek inovatif guna mendukung transisi energi di Asia Tenggara. Salah satu inisiatif ini adalah peluncuran SARA, sebuah platform yang dirancang untuk memfasilitasi transisi energi bersih di kawasan.

Tantangan Eksternal terhadap Pertumbuhan EBT

Meskipun memiliki prospek cerah, sektor EBT di Indonesia tidak terlepas dari sejumlah tantangan global. Misalnya, perubahan kebijakan energi di Amerika Serikat dapat berpengaruh besar. Jika Donald Trump kembali menjadi Presiden AS, ada kemungkinan untuk menarik kembali beberapa kebijakan pro-EBT yang diterapkan sebelumnya, mengingat kecenderungannya yang lebih mendukung energi fosil. Pengurangan investasi AS di sektor EBT juga dapat memberikan dampak negatif pada pasar energi hijau secara global.

Lanjar menjelaskan lebih lanjut, "Jika Trump kembali menjabat dan kebijakannya mendukung energi fosil, serta AS mengurangi investasi mereka di EBT, ini pasti akan berdampak negatif bagi pasar energi hijau. Kemungkinan besar, harga energi fosil yang lebih kompetitif juga akan memperlambat transisi ke energi bersih."

Prospek Jangka Panjang yang Cerah

Namun demikian, meskipun tantangan-tantangan tersebut nyata, prospek sektor EBT di Indonesia masih dinilai menjanjikan dalam jangka panjang. Saham-saham di sektor ini, seperti PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) dan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), diyakini dapat memanfaatkan pertumbuhan industri energi terbarukan. Dalam menghadapi volatilitas harga saham, pelaku pasar dan investor perlu memperhatikan berbagai faktor, termasuk perkembangan kebijakan global, harga energi fosil, dan arah investasi dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat.

Lanjar menambahkan, "Sektor EBT tetap prospektif dalam jangka panjang, meskipun sentimen jangka pendek seperti kebijakan Trump dan harga energi fosil bisa mempengaruhi volatilitas harga sahamnya."

Masa Depan Energi Terbarukan di Indonesia

Melihat potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, langkah-langkah untuk mencapai NZE menjadi semakin signifikan. Pemerintah bersama pelaku industri dan investor perlu terus berkolaborasi untuk mewujudkan visi masa depan energi yang bersih dan berkelanjutan. Sektor EBT di Indonesia menunjukkan bahwa meskipun menghadapi berbagai tantangan, peluang untuk inovasi dan investasi tetap terbuka lebar. Dengan strategi yang tepat dan komitmen yang kokoh, Indonesia dapat memimpin laju perkembangan energi terbarukan di kawasan dan membantu mengurangi jejak karbon global. Dalam hal ini, menjadikan transisi energi bukan hanya tujuan nasional tetapi juga upaya bersama menuju masa depan yang lebih hijau dan lestari.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index