Dalam upaya mendorong swasembada energi nasional, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream dari Pertamina kembali mengadakan sosialisasi mengenai konsep kerja sama pengelolaan kemitraan sumur idle. Acara yang berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta pada Jumat, 24 Januari 2025, ini menjadi langkah penting guna meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) nasional.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 98 perusahaan calon mitra dan penyedia teknologi. Beberapa tokoh penting yang turut hadir antara lain VP Production & Project PHE Benny Sidik, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas ESDM Ariana Soemanto yang diwakili oleh Subkoordinator Pemantauan Usaha Eksploitasi Migas Kementerian ESDM Jungjungan Mulia, dan Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo yang diwakili oleh Kadiv Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas Bambang Prayoga.
Mendukung Produksi Nasional
VP Production & Project PHE, Benny Sidik, dalam sambutannya menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut arahan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Tujuannya adalah untuk mereaktivasi sumur idle yang berada dalam cakupan operasional Subholding Upstream Pertamina melalui kerjasama dengan pihak ketiga. "Diharapkan, dengan bantuan mitra yang mempunyai kemampuan teknikal, safety, maupun keuangan yang baik, upaya reaktivasi sumur idle ini dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan lifting minyak nasional secara berkesinambungan," ungkap Benny.
Kemitraan ini merupakan salah satu bentuk inovasi dalam pengelolaan sumur idle, meski menurut Benny, konsep ini relatif baru bagi perusahaan. "Kami berusaha untuk melaksanakan arahan Menteri ESDM tersebut, dan yakin ini akan menjadi langkah positif bagi industri migas nasional," tambah Benny.
Strategi Pengelolaan dan Target
PHE telah menginventarisasi sejumlah sumur idle yang siap untuk dimitrakan. Menurut Benny, tahun ini PHE akan menggelar dua batch penawaran sumur idle. Dalam batch pertama, PHE berencana menawarkan sekitar 251 sumur kepada calon mitra. "Diharapkan jumlah sumur yang ditawarkan akan bertambah pada batch kedua nanti," ujar Benny.
Subkoordinator Pemantauan Usaha Eksploitasi Migas Kementerian ESDM, Jungjungan Mulia, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif ini. "Kegiatan sosialisasi ini diharapkan bisa menarik para investor untuk mau bekerjasama meraktivasi sumur idle. Dengan masuknya para investor swasta, diharapkan pengoperasian sumur idle bisa dipercepat dari sebelumnya di tahun 2026 menjadi 2025," katanya.
Kadiv Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas, Bambang Prayoga, juga menekankan pentingnya memperhatikan faktor safety dalam proses pengelolaan sumur idle. "Aktivitas reaktivasi dan operasi produksi harus memenuhi kaidah safety dan teknik yang baik. Benchmark-nya sudah banyak," jelas Bambang.
Komitmen pada Prinsip ESG dan Anti-Penyuapan
PHE tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga berkomitmen pada operasional berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG). "Kami terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas dengan prinsip ESG," tegas Benny.
Komitmen PHE terhadap zero tolerance terhadap penyuapan juga menjadi perhatian. Dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandardisasi ISO 37001:2016, PHE memastikan pencegahan fraud dilakukan dengan seksama. "Kami akan memastikan perusahaan bersih dari praktik penyuapan," tutup Benny.
Melalui sosialisasi ini, diharapkan sinergi antara PHE dan mitra swasta dapat meningkatkan produksi migas nasional dan mewujudkan cita-cita swasembada energi yang telah lama dinantikan. Pengaktifan kembali sumur idle menjadi harapan besar bagi keberlanjutan industri migas Indonesia yang lebih efektif dan efisien.